Bem ISIF

Bem ISIF
Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Studi Islam Fahmina

cari

Rabu, 31 Desember 2014

Tatacara sebagai sumber persoalan



Diskusi Petengan, Kamis 20 Juni 2013
Oleh: Aprianimega Plaituka (Mahasiswi STT Jakarta)

Tatacara sebagai sumber persoalan
            Dalam pertemuan ini saya ingin menjelaskan tentang perbedaan yang terdapat dalam ajaran Kristen Protestan. Dalam agama Kristen Protestan terdapat berbagai aliran yang masing-masing memusatkan perhatian mereka pada apa yang menjadi tujuan mereka. Namun sebelumnya saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang aliran-aliran dalam agama Kristen Protestan seperti, Martin Luther, dan pengikutnya Ulrich Zwingli, serta Yohanes Calvin yang merupakan tokoh reformator dalam mereformasi gereja sekitar abad ke-16; dan aliran Karismatik mulai berkembang sekitar tahun 1901 di Topeka, Kansas. Gerakan ini berasal Agnes Ozman yang menerima karunia berbahasa roh dan memusatkan pelayanannya terhadap bahasa roh yang dianggap sebagai bukti alkitabiah dan babtisan Roh Kudus. Gerakan ini kemudian berkembang pesat hingga kini dan pada akhirnya dikenal sebagai gereja Karismatik.
Hal inilah yang menyebabkan semakin banyak aliran gereja yang berkembang dengan cara beribadah mereka yang berfariasi.
Kehadiran berbagai aliran gereja ini yang menimbulkan munculnya tata cara baru dalam beribadah yang membuat banyak gereja arus utama kehilangan jemaat dengan alasan bahwa, gereja baru seperti aliran karismatik ini menghadirkan suasana yang berbeda. Akibatnya banyak umat yang merasa bahwa mereka telah menemukan gereja yang memenuhi selera mereka. Maksud dari kata “selera” adalah gereja-gereja karismatik mampu menghadirkan tata cara beribadah yang bernuansa modern dengan dukungan dari berbagai alat musik, sehingga sebagian besar umat Kristen merasa bahwa selera mereka terpenuhi dengan beribadah di gereja yang tata cara ibadah seperti itu. Perbedaan tata cara beribadah antara gereja arus utama (penganut Martin Luter dan penerusnya) dan gereja Karismati adalah cara berdoa, nyanyi dan musik; dan berkhotbah.
Cara berdoa dalam gereja arus utama selalu dipimpin oleh pelayan Firman (Pendeta) atau pelayan Liturgi (pelayan ibadah yaitu majelis) dan umat tidak merespons doa dengan berbagai kata-kata. Sedangkan dalam tata cara gereja Karismatik, doa yang dibawakan oleh pelayan biasanya direspons dengan kata haleluya, amin atau dengan gerakan fisik seperti mengangkat tangan, berdiri, atau berlutut, dan hal ini dilakukan oleh umat tanpa ada yang memandu.
Nyanyian yang biasa dipakai oleh gereja arus utama adalah nyanyian klasih seperti Kidung Jemaat, Pelengkap Kidung Jemaat, dan Nyanyian Kidung Baru yang merupakan penerbitan Yamuger (Nyanyian Musik Gereja). Nyanyian-nyanyian tersebut biasanya diiringi oleh piano atau orgen saja. Sedangkan dalam gereja Karismatik lebih sering menggunakan nyanyian kontemporer, karena nyanyian tersebut dapat didukung oleh alat musik yang mereka gunakan seperti dram ban, guitar, orgen, dan mungkin ditambah dengan trompet atau alat musik lainnya. Perbedaan lain dalam hal benyanyi antara gereja arus utama dan gereja karismatik adalah gereja arus utama lebih menciptakan kondisi yang syahdu, sedangkan gereja karismatik lebih menjiwai jika nyanyian diiringin oleh musik modern yang dapat melibatkan seluruh jiwa dan raga dalam memuji Tuhan. Cara berkhotbah juga berbeda antara gereja arus utama dan gereja karismatik yang perbedaannnya terletak pada makna teologi yang terdapat dalam khotbah yang disampaikan. Hal ini biasanya terjadi tergantung di mana, bagaimana dan siapa yang menjadi panutan bagi mereka dalam mempelajari tentang teologi Kristen.
Jika ingin melihat lebih jauh lagi tentang pemaknaan teologis yang dianut oleh gereja arus utama dan gereja karismatik, gereja arus utama lebih menekankan tentang pemaknaan terhadap Firman yaitu mengaplikasikan suatu bagian dari kitab suci dalam kehidupan saat ini. Sedangkan gereja Karismatik lebih lebih menganggap bahwa Firman Tuhan (Alkitab) adalah benar adanya sehingga apa yang disampaikan itu benar dan tidak dapat dikritik oleh siapapun. Hal ini terjadi karena mereka menganggap kalau Firman itu berasal dari Allah. Oleh karena itu, penganut gereja arus utama masih dapat mengkritik Alkitab atau lebih jelasnya dapat dianalisa kembali, tetapi gereja Karismatik sangat menekankan bahwa Alkitab tidak dapat dikritik atau ditentang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate