GERWANI
Oleh : NASIHIN jurusan :
Filsafat agama ISIF
Jauh sebelum
berbagai pergerakan perempuan yang sekarang ini sebelum indonesia ini merdeka
kesadaran perempuan sudah mulai terbentuk akan perempuan mendapatkan haknya
dalam mengingat pada jaman itu perempuan dimarginalkan dan tidak dikasih
keluasan. Kesadaran itu karna seorang ibu sebagai sebagai pemegang dan yang
menentukan jalannya rumah tangga dalam suatu keluarga.
Hal ini
diharuskan perempuan mendapatkan lapangan pengajaran, memperbaiki pendidikan,
dan mempertinggi kecakapan-kecakapan sebagai perempuan, itu semua awal
pergerakan perempuan yang diperjuangkan dalam ranah pendidikan yang sebenarnya
dicapai semua kalangan terutama perempuan.
Pada akhir abad
ke-19 sososk perempuan yang gigih memperjuangkan hak perempuan dan merupakan
salah satu tokoh-tokoh perempuan ialah Ibu R.A. Kartini yang namanya sudah
termasyur diindonesia dan sering diperingati sebagai hari kartini pada tanggal
21 april.
Kartini dalam
lingkungannya yang sangat mengekang segala gerak langkahnya dan kesadaran yang
muncul bahwa kaumnya masih sangat terbelakang dengan lingkungan yang sama
sekali tidak memandang bahwa perempuan juga bisa berperan penting dalam
pemerintahan minimal lingkungan yang tidak lagi memarjinalkan perempuan.
Dari pergerakan
Kartini kemudian munjul dari berbagai penjuru dengan kesadaran lokalitas pada
diri perempuan yang ingin disamakna derajatnya seperti Dewi Sartika yang
berasar dari kota dinginnya priangan di Jawa Barat, di daerah Minangkabau
Sumatra Barat ada Rohana Kudus, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam buku
Gerwani bukan PKI, Mereka juga berjuang dan memiliki tujuan yang sama dengan
cita-cita kartini, yakni pengajaran buat anak-anak perempuan, pendidikan
bertujuan untuk mempertinggi derajat sosial bagi kaum perempuan yang tidak
pernah diberikan dan diakui pada masa itu, dan meningkatkan kecakapan perempuan
sebagai ibu yang menjalani beban rumah tangga yang lebih dari suami.
Gerakan Wanita
Indonesia (Gerwani) ini dilantari oleh dampak suasana yang sangat membatasi
atau peran perempuan dalam berbagai aspek keluasan gerak langkah perempuan
entah itu dalam pendidikan maupun politik. Dengan adanya gerakan perempuan,
kaum perempuan menjadi terangkat dari segala linih peran yang menjadi hak
kebangkitan perempuan.
Selain itu
Gerwani dalam perihal aksinya melakukan perubahan yang sangat mementingkan
rakyat miskin terutama yang tidak terjamah oleh pemerintah, buktinya pada tahun
1961 yang mulai krisis ekonomi yang luar biasa, yang berujung naiknya
harga-harga kebutuhan pokok, banyak kemiskinan dan kelaparan yang luar biasa.
Sebelumnya Peran
Gerwani, sudah menyadari akan adanya krisis ekonomi yang bakal berdampak pada
rakyat banyak sehingga dikirim salah satu utusan delegasinya pada september
1958 agar pemerintah tahu dampak dari krisis ekonomi yang bakal terjadi, tetapi
pemerintah tidak menggubris pesan dari Gerwani dan tahun 1959 kembali gerwani
mengirimkan delegasinya tetapi respon pemerintah masih sama tetap negatif dan
tidak melakukan penurunan harga.
Karna pemerintah
tidak pernah merespon aspirasi, sehingga pada tahun 1960 Gerwani melancarkan
unjukrasanya besar-besaran bersama para perempuan dari SOBSI dan Kowani.
Pergerakan ini merupakan rasa kesadaran pada pergerakan yang dilakukan kaum
perempuan.
Gerwani masuk
pada ranah politik yang mengusung pergerakan perempuan dan mengangkat derajat
kaum perempuan, tetapi sikap politisi yang memandang perempuan masih tidak
layak menjadi seorang pemimpin.
Peran gerwani
banyak diartikan pada jaman itu sebagai perempuan PKI yang mempunyai ideologi
yang berkelainan (tidak sama) dengan pemerintah ehingga timbul ketegangan yang
mencolok. Semasa orde baru PKI dihabisi secara masal tidak luput Gerwani
sebagai peregerakan perempuan tidak luput menjadi korban kebiadaban dan
keserakaan Orde baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar