Bem ISIF

Bem ISIF
Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Studi Islam Fahmina

cari

Senin, 29 Desember 2014

GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia)



GERWANI
Oleh : NASIHIN jurusan : Filsafat agama ISIF
Jauh sebelum berbagai pergerakan perempuan yang sekarang ini sebelum indonesia ini merdeka kesadaran perempuan sudah mulai terbentuk akan perempuan mendapatkan haknya dalam mengingat pada jaman itu perempuan dimarginalkan dan tidak dikasih keluasan. Kesadaran itu karna seorang ibu sebagai sebagai pemegang dan yang menentukan jalannya rumah tangga dalam suatu keluarga.
Hal ini diharuskan perempuan mendapatkan lapangan pengajaran, memperbaiki pendidikan, dan mempertinggi kecakapan-kecakapan sebagai perempuan, itu semua awal pergerakan perempuan yang diperjuangkan dalam ranah pendidikan yang sebenarnya dicapai semua kalangan terutama perempuan.
Pada akhir abad ke-19 sososk perempuan yang gigih memperjuangkan hak perempuan dan merupakan salah satu tokoh-tokoh perempuan ialah Ibu R.A. Kartini yang namanya sudah termasyur diindonesia dan sering diperingati sebagai hari kartini pada tanggal 21 april.
Kartini dalam lingkungannya yang sangat mengekang segala gerak langkahnya dan kesadaran yang muncul bahwa kaumnya masih sangat terbelakang dengan lingkungan yang sama sekali tidak memandang bahwa perempuan juga bisa berperan penting dalam pemerintahan minimal lingkungan yang tidak lagi memarjinalkan perempuan.
Dari pergerakan Kartini kemudian munjul dari berbagai penjuru dengan kesadaran lokalitas pada diri perempuan yang ingin disamakna derajatnya seperti Dewi Sartika yang berasar dari kota dinginnya priangan di Jawa Barat, di daerah Minangkabau Sumatra Barat ada Rohana Kudus, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam buku Gerwani bukan PKI, Mereka juga berjuang dan memiliki tujuan yang sama dengan cita-cita kartini, yakni pengajaran buat anak-anak perempuan, pendidikan bertujuan untuk mempertinggi derajat sosial bagi kaum perempuan yang tidak pernah diberikan dan diakui pada masa itu, dan meningkatkan kecakapan perempuan sebagai ibu yang menjalani beban rumah tangga yang lebih dari suami.
Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) ini dilantari oleh dampak suasana yang sangat membatasi atau peran perempuan dalam berbagai aspek keluasan gerak langkah perempuan entah itu dalam pendidikan maupun politik. Dengan adanya gerakan perempuan, kaum perempuan menjadi terangkat dari segala linih peran yang menjadi hak kebangkitan perempuan.
Selain itu Gerwani dalam perihal aksinya melakukan perubahan yang sangat mementingkan rakyat miskin terutama yang tidak terjamah oleh pemerintah, buktinya pada tahun 1961 yang mulai krisis ekonomi yang luar biasa, yang berujung naiknya harga-harga kebutuhan pokok, banyak kemiskinan dan kelaparan yang luar biasa.
Sebelumnya Peran Gerwani, sudah menyadari akan adanya krisis ekonomi yang bakal berdampak pada rakyat banyak sehingga dikirim salah satu utusan delegasinya pada september 1958 agar pemerintah tahu dampak dari krisis ekonomi yang bakal terjadi, tetapi pemerintah tidak menggubris pesan dari Gerwani dan tahun 1959 kembali gerwani mengirimkan delegasinya tetapi respon pemerintah masih sama tetap negatif dan tidak melakukan penurunan harga.
Karna pemerintah tidak pernah merespon aspirasi, sehingga pada tahun 1960 Gerwani melancarkan unjukrasanya besar-besaran bersama para perempuan dari SOBSI dan Kowani. Pergerakan ini merupakan rasa kesadaran pada pergerakan yang dilakukan kaum perempuan.
Gerwani masuk pada ranah politik yang mengusung pergerakan perempuan dan mengangkat derajat kaum perempuan, tetapi sikap politisi yang memandang perempuan masih tidak layak menjadi seorang pemimpin.
Peran gerwani banyak diartikan pada jaman itu sebagai perempuan PKI yang mempunyai ideologi yang berkelainan (tidak sama) dengan pemerintah ehingga timbul ketegangan yang mencolok. Semasa orde baru PKI dihabisi secara masal tidak luput Gerwani sebagai peregerakan perempuan tidak luput menjadi korban kebiadaban dan keserakaan Orde baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate